CONTOH
HASIL LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin,
banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala
puji hanya layak untuk Allah atas segala berkat, rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas hasil laporan Praktikum Kimia ini.
Dalam
penyusunannya, saya mengucapkan terimakasih kepada Guru Kimia yang telah
memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah
semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit
kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun saya
berharap isi dari laporan praktikum saya ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, saya mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar tugas makalah praktikum kimia ini dapat
lebih baik lagi. Akhir kata saya mengucapkan terimakasih, semoga hasil laporan praktikum
saya ini bermanfaat.
Sekadau,
17 januari 2015
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
……………………………..…………………..……………. i
KATA PENGANTAR
……………………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI
………………………………………………… iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………
1.2 Rumusan Masalah …………………………….
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………
Bab II
PEMBAHASAN
2.1 Kajian …………………………………………….
Bab III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan ………………………………………..
3.2 Saran ………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
…………………………………………………………… iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah Garam telah lama dikenal dan
digunakan oleh masyarakat luas. Garam di dalam kimia Di dalam kehidupan
sehari-hari, garam dikenal sebagai bumbu masak yang memberi rasa asin pada
masakan. Sementara itu, di dalam konsep kimia, garam merupakan senyawa ion yang
terbentuk dari penggabungan ion negatif sisa asam dengan ion positif sisa basa.
Karena merupakan gabungan dari ion-ion sisa asam dan sisa basa, maka garam
umumnya berbentuk larutan. Dalam konsep kimia, dikenal tiga jenis garam yaitu:
1. Garam yang bersifat netral, berasal dari asam kuat dan basa kuat. 2. Garam
yang bersifat asam, berasal dari asam kuat dan basa lemah. 3. Garam yang
bersifat basa, berasal dari asam lemah dan basa kuat. Selain itu, juga terdapat
garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah.
Hidrolisis garam Berdasarkan reaksi
hidrolisis, yaitu reaksi zat dengan air, garam-garam bila direaksikan dengan
air akan menghasilkan beberapa zat. Hidrolisis garam yang bersifat asam akan
menghasilkan ion H3O+ yang bersifat asam. Sementara hidrolisis garam yang
bersifat basa akan menghasilkan ion OH- yang bersifat basa. Hidrolisis garam
netral tidak menghasilkan zat apapun. Garam dapur yang telah banyak dikenal
juga merupakan senyawa ion dengan rumus kimia NaCl. Bentuk padat garam ini
diperoleh melalui proses kristalisasi. Garam ini berasal dari asam kuat HCl dan
basa kuat NaOH, sehingga termasuk garam netral. Karena hidrolisis garam netral
tidak menghasilkan zat apapun, maka garam ini (NaCl) bisa dikonsumsi karena
tidak mengubah keseimbangan asam basa di dalam tubuh.
1.2 Rumusan Masalah
- Apa Pengertian Hidrolisis..?
- Bagaimana Garam dari Asam Kuat dan Basa Kuat
- Bagaimana Garam dari Asam Kuat dan Basa Lemah
- Bagaimana Garam dari Asam Lemah dan Basa Kuat
- Bagaimana Garam dari Asam Lemah dan Basa Lemah
1.3 Tujuan
- memahami pengertian garam yang mengalami hidrolisis
- menentukan ciri-ciri garam yang dapat terhidrolisis
- menentukan pH larutan garam yang berasal dari asam dan
basah kuat
- menetunkan pH larutan garam yang berasal dari asan kuat
dan basah lemah
- menetukan pH larutan garam yang berasal dari asam lemah
dan asam kuat
- menentukan pH larutan garam yang berasal dari asam dan
basah lemah
BAB
II
PEMBAHASAN
Pengertian Hidrolisis
Hidrolisis berasal dari kata hidro
yaitu air dan lisis berarti penguraian, berarti hidrolisis garam adalah
penguraian garam oleh air yang menghasilkan asam dan basanya kembali.
Jadi ketika garam dilarutkan di
dalam air, maka akan terjadi suatu reaksi kesetimbangan yang bersifat reversibel.
Serta menghasilkan suatu zat baru dan ion-ion bebas H+ dan OH-
- 1. GARAM DARI ASAM KUAT DAN BASA KUAT
Larutan garam ini bersifat NETRAL.
Sebagai contoh, reaksi netralisasi antara NaOH dan HCl menghasilkan garam NaCl.
Didalam air, NaCl terionisasi sempurna menghasilkan ion Na+ dan Cl-.
NaOH (aq) + Hcl (aq)
→ NaCl (aq) + H2O (l)
basa asam netral
kuat kuat
NaCl (aq) → Na+ (aq)
+ Cl- (aq)
ion Na+ berasal dari basa kuat dan
ion Cl- juga berasal dari asam kuat, jadi kedua ion tersebut merupakan asam dan
basa Bronsted-Lowry lemah sehinga keduanya tidak bereaksi dalam air (tidak
terhidrolisis). Oleh karena itu larutan bersifat netral atau pH = 7.
2.
GARAM DARI ASAM KUAT DAN BASA LEMAH
Konsep
Larutan garam yang berasal dari asam
kuat dan basa lemah ini bersifat ASAM. Sebagai contoh adalah NH4Cl, garam ini
terbentuk dari hasil reaksi netralisasi antara NH3 dan HCl dan
didalam air terionisasi sempurna menghasilkan ion NH4+
dan Cl-
NH3 (aq) + HCl
(aq) → NH4Cl (aq)
basa lemah asam kuat asam
NH4Cl (aq) →
NH4+ (aq) + Cl- (aq)
ion Cl- berasal dari asam
kuat, merupakan Bronsted-Lowry lemah sehingga tidak bereaksi dengan air (tidak
mampu menarik ion H+), sedangkan ion NH4+
berasal dari basa lemah, jadi merupakan asam Bronsted-Lowry kuat sehingga dapat
bereaksi dengan air (terhidrolisis) atau memberikan ion H+ kepada air.
NH4+ (aq)
+ H2O (l) ↔ NH3 (aq) + H3O+
(l)
karena ion NH4+
dapat memberikan dapat memberikan ion H+ kepada air maka larutan
menjadi bersifat ASAM dan diketahui harga Ka (konstanta ionisasi asam) dari
kesetimbangan diatas adalah 5,6 x 10-10.
Penentuan pH
untuk memahami penentuan pH garam
yang berasal dari asam kuat dan basa lemah, perhatikan contoh berikut ;
jika diketahui 0,1 M NaCH3COO
dan Ka CH3COO = 1,8 x 10-5, maka di dalam air garam NaCH3COO
terionisasi sempurna dengan persamaan reaksi berikut,
NaCH3COO (aq)
→ Na+ (aq) + CH3COO- (aq)
karena koefisian NaCH3COO
dan CH3COO- sama, maka [CH3COO- ] =
[ NaCH3COO] = 0,1 M
ion CH3COO- mengalami
hidrolisis sebagai berikut,
CH3COO- (aq)
+ H20 (l) ↔ CH3COOH- (aq)
+ OH (aq)
persamaan hidrolisisnya adalah
sebagai berikut,
Kh = [ CH3COOH][OH-]
/ [CH3COO-]
3.
ASAM LEMAH DAN BASA KUAT
Konsep
Larutan garam yang berasal dari asam
lemah dan basa kuat ini bersifat BASA sebagai contoh adalah NaCH3COO,
garam ini terbentuk dari hasil reaksi netralisasi antara NaOH dan CH3COOH
dan didalam air terionisasi sempurna menghasilkan ion Na+ dan CH3COO-.
NaOH (aq) + CH3COOH
(aq) → NaCH3COO (aq) + H20 (l)
CH3COOH (aq) →
Na+ (aq) + CH3COO- (aq)
ion CH3COO- berasal
dari asam lemah, jadi merupakan basa Bronsted-Lowry kuat sehingga dapat
bereaksi dengan air (terhidrolisis) atau menarik ion H+, sedangakan
ion Na+ berasal dari basa kuat, jadi merupakan asam Bronsted-LOwry
lemah sehingga tidak dapat bereaksi dengan air (tidak dapat memberikan ion H+).
CH3COO- (aq)
+ H20 (l) ↔ CH3COOH (aq) + OH-
(aq)
karena ion CH3COO- dapat
menarik/menerima ion H+ dari air dan membentuk ion OH-
maka larutan menjadi bersifat BASA dan diketahui harga Kb (konstanta ionisasi
basa) dari kesetimbangan diatas adalah 5,6 x 10 -10.
Penentuan pH
untuk memahami penentuan pH garam
yang berasal dari asam lemah dan basa kuat, perhatikan contoh berikut,
jika diketahui 0,1 M NaCH3COO
dan Ka CH3COO = 1,8 x 10 -5, maka
didalam air garam NaCH3COO
terionisasi sempurna dengan persamaan reaksi berikut,
NaCH3COO (aq)
Na+ (aq) + CH3COO- (aq)
karena koefisien NaCH3COO
dan CH3COO- sama, maka [CH3COO-]=[
NaCH3C00]=0,1M,
CH3COO- (aq)
+ H2O (l) ↔ CH3COOH (aq) + OH (aq)
persamaan tetapan hidrolisisnya
adalah sebagai berikut ;
Kh = [CH3COOH][OH-]/[CH3COO-]
4.
ASAM LEMAH DAN BASA LEMAH
Konsep
Larutan garam yang berasal dari asam
lemah ini dapat bersifat ASAM, BASA, atau NETRAL. Ini bergantung pada kekuatan
relatif asam atau basa dari garam yang terbentuk.
Untuk jenis garam ini baik kation
maupun anion dapat bereaksi dalam air (terhidrolisis) maka garam ini dapat
dikatakan dapat mengalami hidrolisis total. Sebagai contoh : garam NH4CH3COO.
Dalam air garam ini terionisasi sempurna menjadi ion NH4+ dan
CH3COO-. Baik ion NH4+ maupun ion
CH3COO- berasal dari basa lemah dan asam lemah sehingga
kedua ion tersebut berturut-turut sebagai asam dan basa Bronsted-Lowry yang
kuat dan keduanya terhidrolisis.
NH4CH3COO (aq)
→ H4+ (aq) + CH3COO- (aq)
NH4+ (aq)
+ H2 (l) ↔ NH3 (aq) + H3+
(aq)
CH3COO- (aq)
+ H20 (l) ↔ CH3COOH (aq) + OH-
(aq)
sifat larutan garam ini bergantung
pada kekuatan relatif asam dan basa yang bersangkutan, jika Ka <>3COO-)
akan terhidrolisis lebih banyak dan larutan akan bersifat basa ; jika Ka >
Kb, maka kation (NH4+) yang terhidrolisis lebih banyak
dan larutan bersifat asam. Sedangkan jika Ka = Kb, maka larutan akan bersifat
netral.
Penentuan pH
untuk dapat menentukan pH larutan
garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah, secara kuantitatif sukar
dikaitkan dengan harga Ka dan Kb maupun dengan konsentrasi garamnya. pH yang
tepat hanya dapat ditentukan dengan cara pengukuran.
Namun pH larutan garam ini dapat
diperkirakan dengan menggunakan rumus
[H+] = Kw.Ka ; Kh
= Kw
Kb Ka.Kb
Dasar
Teori Hidrolisis Garam
Hidrolisis adalah reaksi peruraian
suatu garam dalam air. Reaksi hidrolisis terjadi antara ion-ion garam (dalam
air) dengan air sehingga ion (+) dan ion (-) dari garam bereaksi dengan air
membentuk asam dan basa asalnya. Hidrolisis garam pada dasarnya merupakan
reaksi asam basa Bronsted-Lowry.
Pencampuran larutan asam dengan
larutan basa akan menghasilkan garam dan air. Namun demikian, garam dapat
bersifat asam, basa maupun netral. Sifat garam bergantung pada jenis komponen
asam dan basanya. Garam dapat terbentuk dari asam kuat dengan basa kuat, asam
lemah dengan basa kuat, asam kuat dengan basa lemah, atau asam lemah dengan
basa lemah. Jadi, sifat asam basa suatu garam dapat ditentukan dari kekuatan
asam dan basa penyusunnya. Sifat keasaman atau kebasaan garam ini disebabkan
oleh sebagian garam yang larut bereaksi dengan air. Proses larutnya sebagian
garam bereaksi dengan air ini disebut hidrolisis (hidro yang berarti air
dan lisis yang berarti peruraian).
Ada dua macam hidrolisis
1. Hidrolisis parsial/sebagian
(jika garamnya berasal dari asam lemah dan basa kuat atau sebaliknya & pada
hidrolisis sebagian hanya salah satu ion saja yang mengalami reaksi hidrolisis,
yang lainnya tidak)
2. Hidrolisis total
(jika garamnya berasal dari asam lemah dan basa lemah).
Beberapa jenis garam berdasarkan komponen asam basa pembentuknya
Catatan: Garam yang berasal dari
asam kuat dan basa kuat tidak mengalami hidrolisis dan bersifat netral.
Di dalam air garam ini mengalami ionisasi sempurna menjadi anion dan kation.
1. Garam dari Asam Kuat dengan Basa
Kuat
Asam kuat dan basa kuat bereaksi
membentuk garam dan air. Kation dan anion garam berasal dari elektrolit kuat
yang tidak terhidrolisis, sehingga larutan ini bersifat netral, pH larutan ini
sama dengan 7.
Contoh
Larutan KCl berasal dari basa kuat
KOH terionisasi sempurna membentuk kation dan anionnya. KOH terionisasi menjadi
H + dan Cl - . Masing-masing ion tidak bereaksi dengan
air, reaksinya dapat ditulis sebagai berikut.
KCl (aq) → K +
(aq) + Cl - (aq)
K + (aq) + H
2 O (l) →
Cl - (aq) + H
2 O (l) →
2. Garam dari Asam Kuat dengan Basa
Lemah
Garam yang terbentuk dari asam kuat
dengan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian (parsial) dalam air. Garam ini
mengandung kation asam yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat
asam, pH <7.
Contoh
Amonium klorida (NH 4 Cl)
merupakan garam yang terbentuk dari asam kuat, HCl dalam basa lemah NH 3
. HCl akan terionisasi sempurna menjadi H + dan Cl -
sedangkan NH 3 dalam larutannya akan terionisasi sebagian membentuk
NH 4 + dan OH - . Anion Cl -
berasal dari asam kuat tidak dapat terhidrolisis, sedangkan kation NH 4
+ berasal dari basa lemah dapat terhidrolisis.
NH 4 Cl (aq) →
NH 4 + (aq) + Cl - (aq)
Cl - (aq) + H
2 O (l) →
NH 4 + (aq)
+ H 2 O (l) → NH 3 (aq) + H 3 O
+ (aq)
Reaksi hidrolisis dari amonium (NH4+)
merupakan reaksi kesetimbangan. Reaksi ini menghasilkan ion oksonium (H 3O+)
yang bersifat asam (pH<7). Secara umum reaksi ditulis:
BH + + H 2 O →
B + H 3 O +
3. Garam dari Asam Lemah dengan Basa
Kuat
Garam yang terbentuk dari asam lemah
dengan basa kuat mengalami hidrolisis parsial dalam air. Garam ini mengandung
anion basa yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat basa (pH >
7).
Contoh
Natrium asetat (CH 3
COONa) terbentuk dari asam lemah CH 3 COOH dan basa kuat NaOH. CH
3 COOH akan terionisasi sebagian membentuk CH 3 COO -
dan Na + . Anion CH 3 COO - berasal dari asam
lemah yang dapat terhidrolisis, sedangkan kation Na + berasal dari
basa kuat yang tidak dapat terhidrolisis.
CH 3 COONa (aq)
→ CH 3 COO - (aq) + Na + (aq)
Na + (aq) + H
2 O (l) →
CH 3 COO - (aq)
+ H 2 O (l) → CH 3 COOH (aq) + OH
- (aq)
Reaksi hidrolisis asetat (CH3COO‑)
merupakan reaksi kesetimbangannya. Reaksi ini menghasilkan ion OH ‑
yang bersifat basa (pH > 7). Secara umum reaksinya ditulis:
A - + H 2 O →
HA + OH -
4. Garam dari Asam Lemah dengan Basa
Lemah
Asam lemah dengan basa lemah dapat
membentuk garam yang terhidrolisis total (sempurna) dalam air. Baik kation
maupun anion dapat terhidrolisis dalam air. Larutan garam ini dapat bersifat
asam, basa, maupun netral. Hal ini bergantung dari perbandingan kekuatan kation
terhadap anion dalam reaksi dengan air.
Contoh
Suatu asam lemah HCN dicampur dengan
basa lemah, NH 3 akan terbentuk garam NH4CN. HCN
terionisasi sebagian dalam air membentuk H + dan CN -
sedangkan NH 3 dalam air terionisasi sebagian membentuk NH4+ dan
OH-. Anion basa CN - dan kation asam NH 4 +
dapat terhidrolisis di dalam air.
NH 4 CN (aq) →
NH 4 + (aq) + CN - (aq)
NH 4 + (aq)
+ H 2 O → NH 3(aq) + H 3 O (aq) +
CN - (aq) + H
2 O (e) → HCN (aq) + OH - (aq)
Sifat larutan bergantung pada
kekuatan relatif asam dan basa penyusunnya (Ka dan Kb)
- Jika Ka < Kb (asam lebih lemah
dari pada basa) maka anion akan terhidrolisis lebih banyak dan larutan bersifat
basa.
- jika Ka > Kb (asam lebih kuat
dari pada basa) maka kation akan terhidrolisis lebih banyak dalam larutan
bersifat asam.
- Jika Ka = Kb (asam sama lemahnya
dengan basa) maka larutan bersifat netral.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Beberapa jenis garam berdasarkan
komponen asam basa pembentuknya. Proses larutnya sebagian garam bereaksi dengan
air ini disebut hidrolisis (hidro yang berarti air dan lisis yang
berarti peruraian). Ada dua macam hidrolisis yaitu Hidrolisis parsial/sebagian
dan Hidrolisis total. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak
mengalami hidrolisis dan bersifat netral. Di dalam air garam ini mengalami
ionisasi sempurna menjadi anion dan kation.
3.2 Saran
Dalam pembelajaran larutan khususnya
“ Hidrolisis Garam ” penambahan karena dalam mengkaji materi tersebut
banyak ditemukan kendala-kendala terutama. Untuk itu saran dari kelompok lain
dalam pemaparan hasil diskusi nanti membutuhkan pemahaman yang mendalam dari
masing-masing kelompok. Agar dapat menambah wawasan dalam mempelajari kimia
khususnya “ Hidrolisis Garam ”
DAFTAR
PUSTAKA
Brady, J.E. 1990.General
Chemistry Principle and Structure.New York : John Willey & Sons, Inc.
Lukman, C. et al (Ed) . 1995 .Oxford
Ensiklopedi Pelajar . Jakarta Widyadara.
Pettruci,Ralph .H .1992 .Kimia
Dasar Prinsip dan Tetapan Modern .Terjemahan Suminar .Jakarta :Erlangga
Wilson, Mitchell .1990 .Energi .Terjemahan
Budi Sudarsono .Jakarta :Tira Pustaka.
Morris, Jane .1991 .GCSE
Chesmitry .London :Collins Education.
Sutarsa, Tatang et.al .1994 .Kimia
2 .Cetakan Pertama.Jakarta :Yudhistira.